Friday, February 6, 2015

MAKALAH PENENTUAN TEGANGAN PERMUKAAN CAIRAN (TENSIOMETER)



PENENTUAN TEGANGAN PERMUKAAN CAIRAN
(TENSIOMETER)
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan

·         Untuk mengetahui besar tegangan permukaan sampel yang diperoleh dari percobaan
·         Untuk mengetahui besar densitas sampel yang diperoleh dari percobaan
·         Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan
















BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tegangan permukaan zat cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastic. Selain itu, tegangan permukaan juga diartikan sebagai suatu kemampuan atau kecenderungan zat cair untuk selalu menuju ke keadaan yang luas permukaannya lebih kecil yaitu permukaan datar atau bulat seperti bola atau ringkasnya didefinisikan sebagai usaha yang membentuk luas  permukaan baru.
Dengan sifat tersebut zat cair mampu untuk menahan benda-benda kecil di  permukaannya. Seperti silet, berat silet menyebabkan permukaan zat cair sedikit melengkung ke bawah tampak silet itu berada. Lengkungan itu memperluas permukaan zat cair namun zat cair dengan tegangan permukaannya berusaha mempertahankan luas permukaan-nya sekecil mungkin. Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida) yang berada dalam keadaan diam (statis). Tegangan permukaan didefinisikan sebagai gaya F persatuan panjang L yang bekerja tegak lurus pada setia garis di permukaan fluida. Permukaan fluida yang berada dalam keadaan tegang meliputi permukaan luar dan dalam (selaput cairan sangat tipis tapi masih jauh lebih besar dari ukuran satu molekul  pembentuknya), sehingga untuk cincin dengan keliling L yang diangkat dari permukaan fluida dapat ditentukan dari pertambahan panjang pegas halus penggantung cincin (Dianometer) sehingga tegangan permukaan fluida memiliki nilai sebesar : Dimana : = tegangan permukaan (N/m) F = Gaya (Newton) L = Panjang permukaan selaput fluida (m) Tegangan antar muka adalah gaya persatuan panjang yang terdapat pada antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur. Tegangan antar muka selalu lebih kecil dari pad tegangan  permukaan karena gaya adhesi antara dua cairan tidak bercampur lebih besar dari pada adhesi antara cairan dan udara (Dogra, S.1990)
Faktor yang mempengaruhi Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang, sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul air. Pada zat cair yang adesiv berlaku bahwa besar gaya kohesinya lebih kecil dari pada gaya adesinya dan pada zat yang non-adesiv berlaku sebaliknya. Salah satu model peralatan yang sering digunakan untuk mengukur tegangan permukaan zat cair adalah pipa kapiler. Salah satu besaran yang berlaku pada sebuah pipa kapiler adalah sudut kontak, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat dengan dinding. Sudut kontak ini timbul akibat gaya tarik-menarik antara zat yang sama (gaya kohesi) dan gaya tarik-menarik antara molekul zat yang berbeda (adesi). Molekul biasanya saling tarik-menarik. Dibagian dalam cairan, setiap molekul cairan dikelilingi oleh molekul-molekul cairan di samping dan di bawah. Di bagian atas tidak ada molekul cairan lainnya karena molekul cairan tarik-menarik satu dengan yang lainnya, maka terdapat gaya total yang besarnya nol pada molekul yang berada di bagian dalam caian. Sebaliknya molekul cairan yang terletak di permukaan di tarik oleh molekul cairan yang  berada di samping dan bawahnya.

Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total yang  berarah ke bawah karena adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak di permukaan cenderung memperkecil luas permukaannya dengan menyusut sekuat mungkin. Hal ini yang menyebabkan lapisan cairan pada permukaan seolah-olah tertutup oleh selaput elastis yang tipis.
Ada beberapa metode dalam melakukan tegangan permukaan :

§  Metode kenaikan kapiler Tegangan permukaan diukur dengan melihat ketinggian air/ cairan yang naik melalui suatu kapiler. Metode kenaikan kapiler hanya dapat digunakan untuk mengukur tegangan  permukaan tidak bisa untuk mengukur tegangan permukaan tidak bias untuk mengukur tegangan antar muka.

§  Metode tersiometer Du-Nouy Metode cincin Du-Nouy bisa digunakan utnuk mengukur tegangan permukaan ataupun tegangan antar muka. Prinsip dari alat ini adalah gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu cincin platina iridium yang diperlukan sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan antar muka dari cairan tersebut. (Atkins. 1994)
Pada dasarnya tegangan permukaan suatu zat cair dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya suhu dan zat terlarut. Dimana keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi besarnya tegangan permukaan terutama molekul zat yang berada pada  permukaan cairan berbentuk lapisan monomolecular yang disebut dngan molekul surfaktan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi :
v  Suhu: Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena meningkatnya energy kinetik molekul.
v  Zat terlarut (solute) Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi tegangan permukaan. Penambahan zat terlarut akan meningkatkan viskositas larutan, sehingga tegangan permukaan akan bertambah besar. Tetapi apabila zat yang berada dipermukaan cairan membentuk lapisan monomolecular, maka akan menurunkan tegangan permukaan, zat tersebut biasa disebut dengan surfaktan.
v  Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena cnderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan mempunyai orientasi yang  jelas sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun merupakan salah satu contoh dari surfaktan. Sturktur surfaktan secara 3 dimensi Molekul surfaktan yang bersifat amfifil yaitu suatu molekul yang mempunyai dua ujung yang terpisah, yaitu ujung polar (hidrofilik) dan ujung non polar (hidrifobik). Sifat surfaktan yang amfifil menyebabkan surfaktan diadsorpsi pada antar muka baik itu cair/gas (yang tidak saling bercampur). Surfaktan akan selalu berada pada antar muka suatu cairan (berbeda jenis), bila  jumlah gugus hidrofil dan lipofilnya seimbang. Tapi, apabila suatu surfaktan memiliki gugus hidrofil lebih besar lipofil, maka surfaktan akan lebih berada pada fase air dan sedikit berada  pada antar muka. Sebaliknya, bila suatu surfaktan memiliki gugus hidrofil lebih kecil dari lipofil maka surfaktan akan lebih berada pada fase minyak dan sedikit berada pada antar muka. Surfaktan dapat digunakan menjadi dua golongan besar yaitu, surfaktan yang larut dalam minyak dan surfaktan yang larut dalam pelarut air.

Surfaktan yang larut dalam minyak : Ada tiga yang termasuk dalam golongan ini, yaitu senyawa polar berantai panjang, senyawa fluorocarbon, dan senyawa silicon. Surfaktan yang larut dalam pelarut air : Golongan ini banyak digunakan antara lain sebagai zart pembasah, zat pembusa, zat pengemulsi, zat anti busa, detergen, zat flotasi, oencegah korosi, dan lai-lain. Ada empat yang temasuk dalam golongan ini yaitu surfaktan anion yang bermuatan negative, surfaktan yang bermuatan positif, surfaktan nonion yang tak terionisasi dalam larutan, dan surfaktan amfoter yang bermuatan negative dan positif  bergantung pada pH-nya. Surfaktan menurunkan tegangan permukaan air dengan mematahkan ikatan-ikatan hydrogen pada permukaan. Hal ini dilakukan dengan menaruh kepala-kepala hidrofiliknya terentang menjauhi permukaan air. Sabun dapat membentuk misel (miceves), suatu molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang plus ujung ion.

Bagian hidrokarbon dari molekul sabun bersifat hidrofobik dan larut dalam zat-zat non polar, sedangkan ujung ion  bersifat hidrofilik dan larut dalam air. Karena adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun secara keseluruhan tidaklah benar-benar larut dalam air, tetapi dengan mudah akan tersuspensi di dalam air. Larutan surfaktan dalam air menunjukkan perubahan sifat fisik yang mendadak pada daerah konsentrasi yang tertentu. Perubahan yang mendadak ini disebabkan oleh pembentukan agregat atau penggumpalan dari beberapa molekul surfaktan menjadi satu, yaitu pada konsentrasi kritik misel (KMK).

Tegangan permukaan juga merupakan sifat fisik yang berhubungan dengan gaya antarmolekul dalam cairan dan didefinisikan sebagai hambatan peningkatan luas permukaan cairan. Awalnya tegangan permukaan didefinisikan pada antar muka cairan dan gas. Namun, tegangan yang mirip juga ada pada tegangan antar muka cairan-cairan, atau padatan dan gas. Tegangan semacam ini secara umum disebut dengan tegangan antar muka. (Niskia, A. 1992)

















BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

3.1         Alat :
-          Piknometer
-          Tensiometer kapiler
-          Pipet tetes
-          Neraca analitik
-          Gelas ukur
-          Botol aquadest

3.2         Bahan :
-          Aquadest (e)
-          CuSO4(aq)  0,1 N
-          CuSO4(aq)  0,2 N
-          CuSO4(aq)  0,3 N
-          CuSO4(aq)  0,4 N
-          CuSO4(aq)  0,5 N

3.3         Prosedur Percobaan :

1.        Penentuan densitas dengan menggunakan piknometer

§  Dikosongkan piknometer, dikeringkan, lalu ditimbang dengan neraca analitik dan dicatat massanya
§  Dilakukan sebanyak 3 kali
§  Dimasukkan aquadest kedalam piknometer lalu ditimbang dan catat massanya
§  Dilakukan sebanyak 3 kali
§  Di ganti aqudest dengan larutan CuSO4 0,1 N lalu ditimbang dan   dicatat massanya
§  Dilakukan sebanyak 3 kali

Dilakukan prosedur yang sama untuk larutan  CuSO4  0,2 N; CuSO4  0,3 N; CuSO4  0,4 N; CuSO4  0,5 N; dan CuSO4 Unknown masing-masing sebanyak 3 kali

2.      Penentuan tinggi larutan tensiometer kapiler

·         Dimasukkan aquadest sebanyak 10 ml ke dalam kapiler secara perlahan-lahan, kemudian dibiarkan turun hingga setimbang
·         Dicatat tinggi aquasdest yang tertinggal di dalam kapiler
·         Dilakukan sebanyak 3 kali
·         Dilakukan prosedur yang sama untuk larutan CuSO4  0,1 N; CuSO4  0,2 N; CuSO4  0,3 N; CuSO4  0,4 N; CuSO4  0,5 N; dan CuSO4 Unknown masing-masing sebanyak 3 kali




















BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1         Data Percobaan

1.      Penentuan Densitas dengan Menggunakan Piknometer
No.
Sampel
Berat
Densitas
(gr/ml)
M1 (gr)
M2 (gr)
M3 (gr)
m (gr)
1.
Piknometer kosong
9,5381
9,5379
9,5376
9,5378
-
2.
Piknometer + Aquadest
16,4927
16,5230
16,5120
16,5093

3.
Piknometer +
CuSO4 0,1 N
16,6279
16,6479
16,6289
16,5149

4.
Piknometer +
CuSO4 0,3 N
16,9240
16,7245
16,71260
16,7870

5.
Piknometer +
CuSO4 0,5 N
17,5423
17,5627
17,6427
16,2492



2.      Penentuan Tinggi Larutan dengan Tensiometer Kapiler
No.
Sampel
Tinggi
h 1 (cm)
h 2 (cm)
h 3 (cm)
h (cm)
1.
Aquadest
5,4
5,2
5,3
5,3
2.
CuSO4 0,1 N
6,3
7,2
8,9
22,4
3.
CuSO4 0,3 N
8,9
4,5
7,3
6,9
4.
CuSO4 0,5 N
9,2
4,6
3,2
5,6

4.2     Reaksi Percobaan : -

4.3     Perhitungan

1.      Menghitung densitas larutan dengan menggunakan piknometer
a.       Aquadest


b.      CuSO4 0,1 N

c.       CuSO4 0,3 N

d.      CuSO4 0,5 N

2.      Menghitung tegangan permukaan larutan dengan tensiometer

a.       CuSO4 0,1 N
b.      CuSO4 0,3 N


c.       CuSO4 0,5 N

a.       Tabel metode biasa
X
(N)
Y
(dyne/cm)
1,41942
1,5595
1,44984
           1,5929
1,60894
1,7677

b.      Tabel metode Least Square
X
Y
Xy
X2
1,41942
1,5595
2,213
2,01475
1,44984
1,5929
2,309
2,10203
1,60894
1,7677
2,844
2,58868
4,4782
4,9201
7,366
6,70546



c.       Menentukan nilai a dan b
-24,78681
d.      Menghitung persamaan garis regresi
1)        CuSO4 0,1 N

2)        CuSO4 0,3 N

3)        CuSO4 0,5 N

Tabel Metode Least Square
X
Y


4.4 Diskusi
Tegangan permukaan zat cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastic. Selain itu, tegangan permukaan juga diartikan sebagai suatu kemampuan atau kecenderungan zat cair untuk selalu menuju ke keadaan yang luas permukaannya lebih kecil yaitu permukaan datar atau bulat seperti bola atau ringkasnya didefinisikan sebagai usaha yang membentuk luas  permukaan baru. Faktor yang mempengaruhi Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang, sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul air. Pada zat cair yang adesiv berlaku bahwa besar gaya kohesinya lebih kecil dari pada gaya adesinya dan pada zat yang non-adesiv berlaku sebaliknya. Salah satu model peralatan yang sering digunakan untuk mengukur tegangan permukaan zat cair adalah pipa kapiler. Salah satu besaran yang berlaku pada sebuah pipa kapiler adalah sudut kontak, yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat dengan dinding


Faktor-faktor yang mempengaruhi :
a.       Suhu: Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena meningkatnya energy kinetik molekul.
b.      Zat terlarut (solute) Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi tegangan permukaan. Penambahan zat terlarut akan meningkatkan viskositas larutan, sehingga tegangan permukaan akan bertambah besar. Tetapi apabila zat yang berada dipermukaan cairan membentuk lapisan monomolecular, maka akan menurunkan tegangan permukaan, zat tersebut biasa disebut dengan surfaktan.
c.       Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena cnderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan mempunyai orientasi yang  jelas sehingga cenderung pada rantai lurus.
















BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1  Kesimpulan
1.      Dari hasil percobaan dapat diketahui besar tegangan permukaan sampel :
a.       CuSO4 0,1 N =          1,5595
b.      CuSO4 0,3 N =          1,5929
c.       CuSO4 0,5 N =          1,7677

2.      Dari hasil percobaan dapat diketahui besar densitas tegangan permukaan sampel :
a.       Aquadest       =          1,39428g/ml
b.      CuSO4 0,1 N =          1,41942g/ml
c.       CuSO4 0,3 N =          1,44984g/ml
d.      CuSO4 0,5 N =          1,60894g/ml

3.      Faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan, yaitu :
1.Jenis cairan
Pada umumnya cairan yang molekulnya besar. Contohnya air.
2.Suhu
Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena meningkatnya energy kinetik molekul.
3.Adanya zat-zat terlarut (solute)
Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi tegangan permukaan. Penambahan zat terlarut akan meningkatkan viskositas larutan, sehingga tegangan permukaan akan bertambah besar.
4.Surfactan (surface active agents)
Zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena cnderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka.
5.Konsentrasi zat terlarut
Suatu larutan biner yang mempunyai pengaruh terhadap sifat larutan termasuk tegangan permukaan dan adsorpi pada permukaan larutan.





5.2  Saran
1.      Sebaiknya praktikan harus memahami teori yang berkaitan dengan percobaan.
2.      Diharapkan praktikan harus mengerti prosedur percobaan agar memudahkan dalam melakukan percobaan.
3.      Sebaiknya praktikan harus lebih dalam  melakukan perhitungan.


















DAFTAR PUSTAKA

DOGRA, S.K., (1990), KIMIA FISIKA DAN SOAL-SOAL, Jakarta, UI
       Press

P.W. ATKINS, (1990), KIMIA FISIKA, edisi kedua, jilid 1, erlangga : 
       Jakarta

NISKIA, A, (1992), ELEKTROKIMIA DAN KINETIKA KIMIA, ITB,
       Bandung


No comments:

Post a Comment