Tuesday, February 17, 2015

Bahasa Indonesia Paragraf



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Indonesia adalah Negara kesatuan kita yang dijaga,dihormati oleh masyarakatnya,bangsa Indonesia yang beragam suku, budaya dan bahasa namun tetap satu bahasa nasional yaitu Bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa Indonesia. Sebagai mahasiswa sekaligus bagian dari bangsa Indonesia, sudah sepantasnya kita menjaga nilai-nilai dan makna yang terkandung dalam bahasa khususnya nilai-nilai yang terkandung dalam bahasa Indonesia.

Untuk menulis sesuatu hal yang menarik kita perlu bepikir. Sebuah paragraf yang menarik,pertama kita harus tahu apa itu paragraf. Paragraf merupakan sekelompok kalimat yang mengandung beberapa informasi yang relevan tentang suatu ide. Paragraf yang baik biasanya terpusat pada satu topik kalimat.Ketika kita mempunyai petunjuk untuk mulai menulis, kita dapat menyelesaikan paragraf tersebut dengan sukses. Sebuah kalimat topik akan membantu kita untuk memilih informasi yang relevan.

Selama ini dalam membuat suatu paragraf sudah dilaksanakan dengan cukup baik.Dalam membuat suatu paragraf kita harus mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam sebuah paragraf. Paragraf yang akan dibuat harus dapat mempunyai kepaduan antara paragraf yang lain. Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan antar kalimat. Disini kita di tuntut agar mampu membuat suatu paragraf dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidahnya.

1.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu :
  1. Mengetahui pengertian paragraf ?
  2. Mengetahui syarat-syarat suatu paragraf ?
  3. Mengetahui pola pengembangan paragraf ?
  4. Mengetahui macam-macam pola pengembangan paragraf ?
1.3  Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam membuat suatu paragraf dan mengetahui pola pengembangan paragraf serta macam-macam paragraf. Jadi dengan penulisan makalah ini kita dapat berlatih dalam membuat suatu paragraf yang baik sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam suatu paragraf.




















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Paragraf
Sebuah paragraf (dari bahasa Yunani paragraphos, "menulis di samping" atau "tertulis di samping") adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau ide. Awal paragraf ditandai dengan masuknya ke baris baru. Terkadang baris pertama dimasukkan; kadang-kadang dimasukkan tanpa memulai baris baru. Dalam beberapa hal awal paragraf telah ditandai oleh pilcrow (¶).
Sebuah paragraf biasanya terdiri dari pikiran, gagasan, atau ide pokok yang dibantu dengan kalimat pendukung. Paragraf non-fiksi biasanya dimulai dengan umum dan bergerak lebih spesifik sehingga dapat memunculkan argumen atau sudut pandang. Setiap paragraf berawal dari apa yang datang sebelumnya dan berhenti untuk dilanjutkan. Paragraf umumnya terdiri dari tiga hingga tujuh kalimat semuanya tergabung dalam pernyataan berparagraf tunggal. Dalam fiksi prosa, contohnya; tapi hal ini umum bila paragraf prosa terjadi di tengah atau di akhir. Sebuah paragraf dapat sependek satu kata atau berhalaman-halaman, dan dapat terdiri dari satu atau banyak kalimat. Ketika dialog dikutip dalam fiksi, paragraf baru digunakan setiap kali orang yang dikutip berganti.
2.2 Syarat-Syarat Paragraf
Paragraf yang baik harus memiliki dua ketentuan, yaitu kesatuan paragraf dan kepaduan paragraf.
2.2.1        Kesatuan Paragraf
Dalam sebuah paragraf terdapat hanya satu pokok pikiran.Oleh sebab itu, kalimat-kalimat yang membentuk paragraf perlu ditata secara cermat agar tidak ada satu pun kalimat yang menyimpang dari ide pokok paragraf itu.Kalau ada kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran paragraf itu, paragraf menjadi tidak berkaitan, tidak utuh.Kalimat yang menyimpang itu harus dikeluarkan dari paragraf. Perhatikan paragraf di bawah ini.
Jateng sukses, Kata-kata ini meluncur gembira dari pelatih regu Jateng setelah selesai pertandingan final Kejurnas TinjuAmatir, Minggu malam, di Gedung Olahraga Jateng, Semarang. Kota Semarang terdapat di pantai utara Pulau Jawa, ibu kota Propinsi Jateng. Pernyataan itu dianggap wajar karena yang diimpi-impikan selama ini dapat terwujud, yaitu satu medali emas, satu medali perak, dan satu medali perunggu.Hal itu ditambah lagi oleh pilihan petinju terbaik yang jatuh ke tangan Jateng.Hasil yang diperoleh itu adalah prestasi paling tinggi yang pemah diraih oleh Jateng dalam arena seperti itu.
Dalam paragraf itu kalimat ketiga tidak menunjukkan keutuhan paragraf.Oleh sebab itu, kalimat tersebut harus dikeluarkan dari paragraf.
2.2.2        Kepaduan Paragraf
Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan secara logis dan melalui ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait kalimat. Urutan yang logis akan terlihat dalam susunan kalimat-kalimat dalam paragraf itu. Dalam paragraf itu tidak ada kalimat yang sumbang atau keluar dari permasalahan yang dibicarakan.

2.3  Pola Pengembangan Paragraf
2.3.1        Kemampuan memerinci  gagasan utama paragraf ke dalam paragraf-paragraf penjelas.
2.3.2        Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan utama ke dalam gagasan-gagasan penjelas.
Gagasan utama paragraf akan menjadi jelas apabila dilakukan perincian yang cermat. Perincian-perincian itu dapat dilakukan dengan bermacam pola pengembangan. Pola pengembangan yang dipakai, antara lain ditentukan oleh gagasan atau masalah yang hendak dikemukakan. Misalnya, apabila gagasan yang hendak disampaikan itu berupa urutan peristiwa, maka pola pengembangan yang sebaiknya dipilih adalah pola kronologis (naratif) atau proses (eksposisi). Lain lagi apabila masalahnya itu mengenai sebab-akibat suatu kejadian, maka pola yang dipilih adalah pola kausalitas (eksposisi, Argumentasi).Pilihan pola pengembangan ditentukan pula oleh pandangan penulis itu sendiri terhadap masalah yang hendak disampaikannya.

2.4  Macam-Macam Pola Pengembangan Paragraf
2.4.1 Paragraf  Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang memaparkan atau menerangkan suatu hal atau objek.Dari paragraf Jenis ini diharapkan para pembaca dapat memahami hal atau objek itu dengan sejelas-jelasnya.Untuk memaparkan masalah yang dikemukakan, paragraf eksposisi menggunakan contoh, grafik, serta berbagai bentuk fakta dan data lainnya. Sedikitnya terdapat tiga pola pengembangan paragraf eksposisi, yakni dengan cara proses, sebab dan akibat, serta ilustrasi. Dalam pembahasan ini, saya hanya akan membahas tentang pola sebab dan akibat.

            Pola Sebab dan Akibat
            Pengembangan paragraf dapat pula dinyatakan dngan menggunakan sebab-akibat. Dalam hal ini sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya. Namun demikian, dapat juga terbalik.Akibat dijadikan gagasan utama, sedangkan untuk memahami sepenuhnya, akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai perinciannya. Persoalan sebab-akibat sebenarnya sangat dekat hubungannya dengan proses. Bila disusun untuk mencari hubungan antara bagian-bagiannya, maka proses itu dapat disebut proses kausal.
Paragraf Sebab akibat sendiri bisa dibagi atas 3 yaitu:
1.      Menimbulkan 1 akibat.
2.      Menimbulkan banyak akibat.
3.      Menimbulkan sebab akibat berantai.
Contoh 1:
Pada tahun 1997, produksi padi turun 3,85 persen. Akibatnya, Impor beras meningkat, diperkirakan menjadi 3,1 ton tahun 1998. Sesudah swasembada pangan tercapai pada tahun 1984, pada tahun 1986, kita mengekspor sebesar 371,3 ribu ton beras, bahkan 530,7 ribu ton pada tahun 1993. akan tetapi, pada tahun 1004, neraca perdagangan beras kita tekor 400 ribu ton. Sejak itu, impor beras meningkat dan pada tahun 1997 mencapai 2,5 juta ton.

Contoh 2:
Banyak sekali kasus penebangan hutan liar yang terjadi 10 tahun belakangan. Pemerintah sudah mengeluarkan berbagai aturan untuk menghukum para penebang liar. Namun faktanya penebangan liar terus terjadi sehingga merugikan banyak pihak. Akibat dari penebangan liar tanah tidak mampu menyerap air dengan baik dan juga tanah tidak adalagi yang mengikat. Olehkarena itu tiap datang musim hutan selalu terjadi bencana banjir dan juga tanah longsor.

            2.4.2 Paragraf Deskripsi
            Deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seakan bisa melihat, mendengar, atau merasa objek yang digambarkan itu. Objek yang dideskripsikan dapat berupa orang, benda, atau tempat dan waktu.Ciri-cirinya: ada objek yang digambarkan. pengembangan paragraf deskripsi, antara lain, meliputi pola pengembangan spasial dan pola sudut pandang. Dalam pembahasan ini, saya hanya akan membahas tentang pola spansial.

Pola Spasial
Pola spasial adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan atas tempat dan waktu. Pola ini menggambarkan suatu ruangan dari kiri ke kanan, dari timur ke barat, dari bawah ke atas, dari depan ke belakang, dan sebagainya. Uraian tentang kepadatan penduduk suatu daerah dapat dikemukakan dengan landasan urutan geografi (misalnya: dari barat ke timur atau dari utara ke selatan). Deskripsi mengenai sebuah gedung bertingkat dapat dilakukan dari tingkat pertama berturut-turut hingga tingkat terakhir, penggambaran terhadap suasana suatu lingkungan dapat dilakukan mulai dari siang, sore, hingga malam hari.

            Contoh1:
            Pada malam hari, pemandangan rumah terlihat begitu eksotis.Apalagi dengan cahaya lampu yang memantul dari seluruh penjuru rumah.Dari luar bangunan ini tampak indah, mampu memberikan pancaran hangat bagi siapa saja yang memandangnya. Lampu-lampu taman yang bersinar menambah kesan eksotis yang telah ada. Begitu hangat.Begitu indah.
Contoh 2:
Ruangan berukuran 9m x 8m ini sungguh sangat nyaman ditempati. Sebuah sofa empuk berwarna putih dengan meja kayu berada di tengah ruangan. Sementara itu, rak buku berisi beberapa novel dan buku-buku ilmiah diletakkan mepet dengan dinding sebelah selatan bersanding dengan sebuah pot berisi pohon palem kecil yang seakan-akan menyatu dengan tembok yang dicat dengan warna hijau muda. Diluar ruangan, terdapat sebuah kolam kecil berukuran 2,5m x 2m berisi beberapa ikan koi yang berseliweran. Suara gemericik air dari kolam menambah sejuknya suasana di ruang tamu milik Pak Toni ini.

            2.4.3 Generalisasi
            Paragraf generalisasi adalah sebuah paragraf yang memiliki susunan berdasarkan kumpulan fakta atau data yang saling berkaitan untuk menemukan sebuah kesimpulan pokok. Jumlah data atau peristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili. Berdasarkan bentuk dan pola pengembangannya paragraf generalisasi juga dapat dibagi dalam 2 jenis bentuk paragraf generalisasi yaitu loncatan induktif dan tanpa loncatan induktif.
Paragraf Generalisasi yang bentuknya loncatan induktif adalah paragraf yang tetap bertolak dari beberapa fakta namun fakta yang ada belum bisa mencerminkan seluruh fenomena yang terjadi. Tapi fakta itu dianggap mewakili sebuah persoalan oleh penulis. Generalisasi jenis ini sangatlah lemah karena dasar faktanya belum bisa mencerminkan seluruh fenomena.
Paragraf Generalisasi yang berbentuk Tanpa Loncatan Induktif merupakan paragraf generalisasi yang memberikan cukup banyak fakta dan lengkap sehingga bisa mewakili keseluruhan. Paragraf ini sangat baik karena kebenarannya dapat dipercaya karena menggunakan fakta yang lengkap. Dalam pembahasan ini, saya hanya akan membahas tentang pola analogi.

Analogi adalah pola penyusunan paragraf yang berisi perbandingan dua hal yang memiliki sifat sama. Pola ini berdasarkan anggapan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi maka akan ada persamaan pula dalam bidang yang lain.

            Contoh 1:
            Para atlet memiliki latihan fisik yang keras guna membentuk otot-otot yang kuat dan lentur. Demikian juga dengan tentara, mereka memerlukan fisik yang kuat untuk melindungi masyarakat. Keduanya juga membutuhkan mental yang teguh untuk bertanding ataupun melawan musuh-musuh di lapangan. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet dan tentara harus memiliki fisik dan mental yang kuat.

Contoh 2:
Alam semesta berjalan dengan sangat teratur, seperti halnya mesin. Matahari, bumi, bulan, dan binatang yang berjuta-juta jumlahnya, beredar dengan teratur, seperti teraturnya roda mesin yang rumit berputar. Semua bergerak mengikuti irama tertentu. Mesin rumit itu ada penciptanya, yaitu manusia. Tidakkah alam yang Mahabesar dan beredar rapi sepanjang masa ini tidak ada penciptanya? Pencipta alam tentu adalah zat yang sangat maha. Manusia yang menciptakan mesin, sangat sayang akan ciptaannya. Pasti demikian pula dengan Tuhan, yang pasti akan sayang kepada ciptaan-ciptaan-Nya itu.











BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengembangan paragraf mencakup dua persoalan utama, yakni:
    1. Kemampuan memerinci gagasan utama paragraf ke dalam gagasan-gagasan penjelas.
    2. Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan utama kedalam gagasan-gagasan penjelas
Gagasan utama paragraf akan menjadi jelas apabila dilakukan perincian yang cermat. Perincian-perincian itu dapat dilakukan dengan bermacam pola pengembangan. Pola pengembangan yang dipakai, antara lain ditentukan oleh gagasan atau masalah yang hendak dikemukakan. Misalnya, apabila gagasan yang hendak disampaikan itu berupa urutan peristiwa, maka pola pengembangan yang sebaiknya dipilih adalah pola kronologis (naratif) atau proses (eksposisi).
3.2 Saran
Apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat suatu kekurangan, maka saya sebagai penyusun menerima dengan besar hati apabila ada kritik, dan saran dari pembaca guna kesempurnaan dari makalah-makalah selanjutnya.


                                                      

No comments:

Post a Comment