Wednesday, February 4, 2015

MAKALAH DISTRIBUSI SOLUTE ANTARA DUA PELARUT YANG TIDAK SALING BERCAMPUR



DISTRIBUSI SOLUTE ANTARA DUA PELARUT YANG TIDAK SALING BERCAMPUR
BAB I PENDAHULUAN

1.1  Tujuan percobaan
1.      Untuk mengetahui hukum yang mendasari percobaan
2.      Untuk mengetahui konsentrasi [CH3 COOH] setelah di ekstraksi
3.      Untuk mengetahui koefisien distribusi ekstraksi

  
   
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidakdapattercampuruntuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain. Bila zat padat atau zat cair dicampur ke dalam dua pelarut yang berbeda atau tidak saling bercampur, maka zat tersebut akan terdistribusi kedalam dua pelarut dengan kemampuan kelarutannya. Ekstraksi campuran campuran merupakan suatu teknik dimana suatu larutan (biasanya dalam air) dibuat bersentuhan dengan suatu pelarut kedua (biasanya organic), yang pada hakikatnya tidak tercampurkan dengan yang pertama, dan menimbulkan perpindahan satu atau lebih zat terlarut (solute) kedalam pelarut kedua itu. Untuk suatu zat terlarut A yang di distribusikan antara dua fasa tidak tercampur. Seringkali campuran bahan padat dan cair (misalnya bahan alami) tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau termis.Misal karena komponennya saling bercampur sangat erat, peka terhadap panas, beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil, atau tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah.
Bila senyawa organik tidak larut sama sekali dalam air, pemisahannya akan lengkap. Namun, nyatanya, banyak senyawa organik, khususnya asam dan basa organik dalam derajat tertentu larut juga dalam air.Hal ini merupakan masalah dalam ekstraksi.Untuk memperkecil kehilangan yang disebabkan gejala pelarutan ini, disarankan untuk dilakukan ekstraksi berulang.Anggap anda diizinkan untuk menggunakan sejumlah tertentu pelarut.Daripada anda menggunakan keseluruhan pelarut itu untuk satu kali ekstraksi, lebih baik anda menggunakan sebagian-sebagian pelarut untuk beberapa kali ekstraksi.Kemudian akhirnya menggabungkan bagian-bagian pelarut tadi. Dengan cara ini senyawa akan terekstraksi dengan lebih baik. Alasannya dapat diberikan dengan menggunakan hukum partisi
Hukum distribusi atau partisi. Cukup diketahui berbagai zat-zat tertentu lebih mudah larut dalam pelarut-pelarut tertentu dibandingkan dengan pelarut-pelarut yang lain. Jadi iod jauh lebih dapat larut dalam karbon disulfida, kloroform, atau karbon tetraklorida. Lagi pula, bila cairan-cairan tertentu seperti karbon disulfida dan air, eter dan air, dikocok bersama-sama dalam satu bejana dan campuran kemudian dibiarkan, maka kedua cairan akan memisah menjadi dua lapisan. Cairan-cairan seperti itu dikatakan sebagai tak-dapat-campur (karbon disulfida dan air) atau setengah-campur (eter dan air), bergantung apakah satu ke dalam yang lain hampir tak dapat larut atau setengah larut. Jika iod dikocok bersama suatu campuran karbon disulfida dan air kemudian didiamkan, iod akandijumpai terbagi dalam kedua pelarut. Suatu keadaan kesetimbangan terjadi antara larutan iod dalam karbon disulfida dan larutan iod dalam air
            Dalamcampura nsolute akan terdistribusi dengan sendirinya kedalam dua pelarut tersebut, setelah di kocok-kocok, kemudian dibiarkan maka akan menjadi 2 fasa yang terpisah. Koefisien distribusi adalah perbandingan konsentrasi kesetimbangan zat dalam dua pelarut yang berbeda yang tidak bercampur.
            Hukum distribusi pada metode ini dapat digunakan untuk menentukan aktivitas zat terlarut dalam satu pelarut jika aktivitas zat terlarut dalam pelarut lain diketahui, asalkan kedua pelarut tidak tercampur sempurna satu sama lain.Hukum distribusi (partisi) Nernst menyatakan bahwa asal keadaan molekulnya sama dalam kedua cairan dan temperature adalah konstan. Menurut hokum distribusi Nernst bila dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur dimasukkan solute yang dapat larut dalam kedua pelarut tersebut, maka akan terjadi pembagian kelarutan. Kedua pelarut tersebut umumnya pelarut  organicdan air.
Menurut hukum distribusi Nerst, bila ke dalam kedua pelarut yang tidak saling bercampur dimasukkan solut yang dapat larut dalam kedua pelarut tersebut maka akan terjadi pembagian kelarutan. Kedua pelarut tersebut umumnya pelarut organik dan air.Dalam praktek solutakan terdistribusi dengan sendirinya ke dalam dua pelarut tersebut setelah di kocok dan dibiarkan terpisah.Perbandingan konsentrasi solut di dalam kedua pelarut tersebut tetap, dan merupakan suatu tetapan pada suhu tetap.Tetapan tersebut disebut tetapan distribusi atau koefisien distribusi. Koefisien distribusi dinyatakan dengan berbagai rumus sebagai berikut:
            KD = C2/C1 atau KD = Co/Ca
Jika ke dalam sistem dua fasa cair yang tak dapat saling bercampur ditambahkan zat ketiga yang dapat melarut pada keduanya maka zat ketiga akan terdistribusi diantara ke dua fasa tadi dalam jumlah tertentu. Bila larutan jenuh I2 dalam CHCl3 dikocok dalam air yang tidak larut dalam CHCl3, maka I2 akan terbagi dalam air dan dalam CHCl3. Setelah tercapai kesetimbangan perbandingan konsentrasi I2 dalam air dan CHCl3 pada temperatur tetap juga tetap,. Kenyataan ini merupakan akibat langsung hukum termodinamika pada kesetimbangan. Jika potensial kimia dari solute dalam larutan encer dalam larutan adalah :
        U1 = U10 + kT In C1
Dan pada larutan air adalah :
        U2 = U20 + kT In C2
    Jika tidak terjadi asosiasi, disosiasi atau polimerisasi pada fase-fase tersebut dan keadaan yang kita punya adalah ideal, maka harga KD sama dengan D. untuk tujuan praktis sebagai ganti harga KD atau D, lebih sering digunakan istilah persen ekstraksi (E). ini berhubungan dengan perbandingan distribusi dalam persamaan sebagai berikut :
        D = (Vw/Vo E)/(100-E) , dimana Vw = volume fase air, Vo = volume fase organik
            Prinsip dasar percobaan ini yaitu distribusi zat terlarut asam asetat kedalam dua pelarut yang tidak saling bercampur yaitu air dan n-heksan .Jika kedalam system dua fasa cair yang tidak saling bercampur dimasukkan solut yang dapat larut dalam kedua pelarut tersebut maka akan terjadi pembagian kelarutan. Perbandingan konsentrasi solute di dalam kedua pelarut tersebut tetap dan merupakan suatu ketetapan pada suhu tetap. Tetapan tersebut adalah tetapan distribusi atau koefisien distribusi.
PEMISAHAN CAMPURAN YANG TIDAK SALING BERCAMPUR
            Jenis metode pemisahan ada berbagai macam, diantaranya yang paling baik dan populer adalah ekstraksi pelarut atas ekstraksi air Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solut) di antara dua fasa cair yang tidak saling bercampur, seperti benzen, karbon tetraklorida atau kloroform, dengan batasan zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbeda dalam kedua fase pelarut.
Selain untuk kepentingan analisis kimia, ekstraksi juga banyak digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan preparatif dalam bidang kimia organik, biokimia dan anorganik di laboratorium. Alat yang digunakan dapat berupa corong pemisah  (paling sederhana), alat ekstraksi Soxhlet, sampai yang paling rumit, berupa alat “Counter Current Craig”. 
Teknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan bersih baik untuk zat organik maupun zat anorganik. Secara umum, ekstraksi adalah proses penarikan suatu zat terlarut dari larutannya di dalam air oleh suatu pelarut lain yang tidak dapat bercampur dengan air.Tujuan ekstraksi ialah memisahkan suatu komponen dari campurannya dengan menggunakan pelarut
            Menurut hukum distribusi Nernst, bila ke dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur dimasukkan solut yang dapat larut dalam kedua pelarut tersebut, maka akan terjadi pembagian kelarutan.
Kedua pelarut tersebut umumnya pelarut organik dan air. Dalam praktek solut akan terdistribusi dengan sendirinya ke dalam dua pelarut tersebut setelah dikocok dan dibiarkan terpisah. Perbandingan konsentrasi solut di dalam kedua pelarut tersebut tetap dan merupakan suatu tetapan pada suhu tetap. Tetapan tersebut disebut tetapan distribusi atau koefisien distribusi, yang dinyatakan dengan rumus:
KD = koefisien distribusi
C1 = konsentrasi solute pada pelarut 1
C2 = konsentrasi solute pada pelarut 2
Co = konsentrasi solute pada pelarut organik
C= konsentrasi solute pada pelarut air
            Dari rumus tersebut  jika harga KD besar,solute secara kuantitatif akan cenderung terdistribusi lebih banyak ke dalam pelarut organikbegitu pula sebaliknya. Rumus tersebut hanya berlaku bila :
a.         Solute tidak terionisasi dalam salah satu pelarut
b.         Solute tidak berasosiasi dalam salah satu pelarut
c.         Zat terlarut tidak dapar bereaksi dengan salah satu pelarut atau adanya reaksi- reaksi lain.
            Iod mampu larut dalam air dan juga dalam kloroform.Akan tetapi, perbedaan kelarutannya dalam kedua pelarut tersebut cukup besar. Dengan mengekstraksi larutan iod dalam air ke dalam kloroform, menghitung konsentrasi awal dan sisa iod dalam air dengan cara titrasi, maka dapat diperoleh konsentrasi iod dalam kedua pelarut tersebut, sehingga koefisien distribusi KD iod dalam sistem kloroform-air dapat ditentukan.
Angka banding distribusi menyatakan perbandingan konsentrasi total zat terlarut dalam pelarut organik (fasa organik) dan pelarut air (fasa air).Jika zat terlarut itu adalah X maka rumus angka banding distribusi dapat ditulis :

            Untuk keperluan analisis kimia angka banding distribusi (D) akan lebih bermakna daripada koefisien distribusi (KD). Pada kondisi ideal dan tidak terjadi asosiasi, disosiasi atau polimerisasi, maka harga KDsama dengan D.

Ekstraksi adalah teknik yang sering digunakan bila senyawa organik (sebagian besar hidrofob) dilarutkan atau didispersikan dalam air.Pelarut yang tepat (cukup untuk melarutkan senyawa organik; seharusnya tidak hidrofob) ditambahkan pada fasa larutan dalam airnya, campuran kemudian diaduk dengan baik sehingga senyawa organik diekstraksi dengan baik. Lapisan organik dan air akan dapat dipisahkan dengan corong pisah, dan senyawa organik dapat diambil ulang dari lapisan organik dengan menyingkirkan pelarutnya. Pelarut yang paling sering digunakan adalah dietil eter C2H5OC2H5, yang memiliki titik didih rendah (sehingga mudah disingkirkan) dan dapat melarutkan berbagai senyawa organik.
Bila senyawa organik tidak larut sama sekali dalam air, pemisahannya akan lengkap. Namun nyatanya, banyak senyawa organik, khususnya asam dan basa organik dalam derajat tertentu larut juga dalam air.Hal ini merupakan masalah dalam ekstraksi.Untuk memperkecil kehilangan yang disebabkan gejala pelarutan ini, disarankan untuk dilakukan ekstraksi berulang.Anggap anda diizinkan untuk menggunakan sejumlah tertentu pelarut.Daripada anda menggunakan keseluruhan pelarut itu untuk satu kali ekstraksi.
BAB III METODELOGI PERCOBAAN

3.1 Alat
·         Gelas ukur 10 ml
·         Corong pisah
·         Pipet volume 5 ml
·         Bola karet
·         Pipet tetes
·         Buret 50 ml
·         Statif dan klem
·         Erlenmeyer 250 ml
·         Beaker glass 100 ml
·         Botol aqua dest

3.2 Bahan
·         CH3COOH(aq) 0,01 N
·         CH3COOH(aq) 0,02 N
·         CH3COOH(aq) 0.03 N
·         CH3COOH(aq) 0,04 N
·         CH3COOH(aq) 0,05 N
·         Aqua dest(aq)
·         NaOH(aq) 0,02 N
·         Indicator fenolftalein
·         N-heksan

3.3 Prosedur Percobaan
-          Di ukur CH3COOH 0,01 N sebanyak 10 ml
-          Di masukkan ke dalam corong pisah
-          Ditambahkan 10ml N-heksan
-          Di ekstraksi selama 15 menit sambil
-          Di buka keran secara perlahan-lahan untuk membuang gas yang mungkin terbentuk
-          Di diamkan hingga terbentuk 2 lapisan
-          Di pipet 5 ml lapisan bawah
-          Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
-          Di tambahnkan 3 tetes indicator PP
-          Di titrasi dengan NaOH 0,02 N sampai terbentuk larutan merah rose
-          Di catat volume NaOH yang terpakai
-          Dilakukkan prosedur yang sama untuk CH3COOH 0,02 N,0,03N,0,04 N.0,05 N.
























BAB IV HASIL PEMBAHASAN

4.1 Data percobaan
No
N CH3COOH
(N)
V CH3COOH
(ml)
V N-heksan
(ml)
Waktu ekstraksi
(menit)
Indicator PP(tetes)
V NaOH
(ml)
1
0,01
5
10
15
3
0,3
2
0,02
5
10
15
3
0,8
3
0,03
5
10
15
3
1,2

4.2 Reaksi percobaan
1. CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O
2. PP                                        +                      NaOH








           
4.3 Perhitungan
1. menghitung konsentrasi [CH3COOH]  dalam fase cair
Dik : V1= 5 ml
          V2= A. 0,3 ml, B. 0,8 ml, C. 1,2 ml
          N2=2 N
Dit : N1  ?
Jawab :
A.    V1 . N1 = V2 . N2
5ml x N1 =0,3 ml x 2N
5ml x N1  =0,2
N1        =
N1        = 0.06 N
B.     V1 . N1 = V2 . N2
5ml x N1 =0,8 ml x 2N
5ml x N1  =0,40
N1        =
N1        = 0.16 N
C.     V1 . N1 = V2 . N2
5ml x N1 =1,2 ml x 2N
5ml x N1  =0,6
N1        =
N1        = 0.24 N

2. Menghitung konsentrasi [CH3COOH] dalam fase organic
Dik : [CH3COOH] = 0,01 N;0,02 N;0,03 N
         [CH3COOH] air = 0,06 N, 0,16 N, 024 N
Dit : [CH3COOH] organic ???
Jawab :
[CH3COOH] organic = [CH3COOH] -  [CH3COOH] air
·        [CH3COOH] organic = 0,01 N – 0,06 N
                                                             = - 0,05 N
·         [CH3COOH] organic = 0,02 N-0,16 N
                                   = - 0,14 N
·         [CH3COOH] organic = 0,03 N – 0,24 N
                                   = - 0,21 N
3. Menghitung konsentrasi distribusi
Dik : [CH3COOH] organic : -0,05 N; -0,14 N ; -0,21 N
         [CH3COOH]air          : 0.06 N, 0,16 N, 0,21 N
Dit : D ??
Jawab :
D =
·         D =  = -0,83
·         D =  =-0,875
·         D =  = -1
4. menghitung nilai a dan b
Tabel metode biasa
X
Y
0,01
-0,83
0,02
-0,875
0,03
-1
Ket : X =[CH3COOH]
         Y= D(Koefisien distribusi)

 Table metode Least Square
X
Y
XY
X2
0,01
-0,83
0,0083
0,0001
0,02
-0,875
0,0175
0,0004
0,03
-1
0,03
0,0009
= 0,06
= -2,705
= -0,0558
= 0,0014

a.       Menentukan nilai a dan b
a=
a=
a=  = -80,82916
                       b=
                       b=
                       b=  = 0,73167
b.  Menghitung persamaan garis regresi
Y = ax+b
Dimana x = [CH3 COOH]
Y = -80,82916 x 0,01 + 0,73167 = -0,0766
Y = -80,82916 x 0,02 + 0,73167 = -0,8850
Y = -80,82916 x 0,03 + 0,73167 = -1,7742
Tabel metode least square
X
Y
0,01
-0,0766
0,02
-0,8850
0, 03
-1,7742
Ket : x=[CH3 COOH]
         y=persamaan garis regresi












4.4 Diskusi
                 Menurut hukum distribusi Nerst, bila ke dalam kedua pelarut yang tidak saling bercampur dimasukkan solut yang dapat larut dalam kedua pelarut tersebut maka akan terjadi pembagian kelarutan. Kedua pelarut tersebut umumnya pelarut organik dan air.Dalam praktek solutakan terdistribusi dengan sendirinya ke dalam dua pelarut tersebut setelah di kocok dan dibiarkan terpisah.Perbandingan konsentrasi solut di dalam kedua pelarut tersebut tetap, dan merupakan suatu tetapan pada suhu tetap. Tetapan tersebut disebut tetapan distribusi atau koefisien distribusi.




















BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1.      Hukum yang mendasari percobaan adalah hukum distribusi Nerst, bila ke dalam kedua pelarut yang tidak saling bercampur dimasukkan solut yang dapat larut dalam kedua pelarut tersebut maka akan terjadi pembagian kelarutan. Kedua pelarut tersebut umumnya pelarut organik dan air.
2.      Konsentrasi CH3COOH setelah diekstrasi adalah :
CH3COOH = 0,06 N
CH3COOH = 0,16 N
CH3COOH= 0,24 N
3.      Koefisien distribusi ekstraksinya adalah:
Tabel Model Biasa
X
Y
0,01
-0,83
0,02
-0,875
0,03
-1
Ket : X =[CH3COOH]
Y= D(Koefisien distribusi)

                  Tabel metode least square
X
Y
0,01
-0,0766
0,02
-0,8850
0, 03
-1,7742
Ket : x= [CH3 COOH]
         y= persamaan garis regresi




5.2 Saran
1.      Diharapkan untuk praktukum selanjutnya diberikan teori yang jelas dan bersangkutan dengan praktikum yang dilaksanakan.
2.      Sebaiknya untuk praktikum selanjutnya diberikan contoh dalam melakukan percobaan agar praktikan dapat mudah mengerti apa yang telah dicontohkan.
3.      Sebaiknya untuk praktikum selanjutnya diberikan waktu cukup dalam melakukan percobaan. Sehingga hasil dari percobaan tersebut tidak menebak-nebak dalam memberikan hasil data percobaan

 


DAFTAR PUSTAKA

Dogra, s., (2009),Kimia fisikdansoal-soal, Jakarta, Ui-Press
Svehla, g., (1985),Vogel bukuteksanalisisan organic kualitatifmakrodan

semikiroedisiKelima, Jakarta , PT.Kalman Media Pusaka

Penuntun Praktikum Kimia Fisika Universitas Tjut Nyak Dien
http://generalpoenya.blogspot.com/2013/04/distribusi-zat-terlarut-antara-dua.html


No comments:

Post a Comment