Monday, February 2, 2015

MAKALAH KALOR PENGUAPAN SEBAGAI ENERGI PENGAKITFAN PENGUAPAN



KALOR PENGUAPAN SEBAGAI ENERGI PENGAKITFAN PENGUAPAN
BAB I PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN PERCOBAAN
-          Untukmengetahuimaksuddarijudulpercobaan
-          Untukmengetahuipengaruhsuhudalam proses penguapan
-          Untuk mengetahui bahwa kalor dapat mengubah suhu benda

  
 
  
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGERTIAN KALOR
Kalor adalah suatu bentuk energy yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda dengan suhu, karna suhu adalah ukuran dalam satuan drajat panas.
Kalo rmerupakan energy panas yang satuannya adalah kalori, 1 kalori setara dengan banyakny akalori yang dibutuhkan oleh 1 gram air untuk menaikan temperature 1 0C, sesuai dengan suhu mutlak yaitu 14,5 0C s/d 15,5 0C.
Penguapan merupakan salah satu proses perubahan fisik.  Penguapan juga dipandang sebagai suatu reaksi di mana yang berperan sebagai zat cair adalah pereaksi sedangkan hasil reaksi adalah uap yang bersangkutan. Kalor penguapan dan perubahan energy penguapan adalah kalor reaksi dan perubahan entalpi yang dibutuhkan atau dilepaskan pada penguapan 1 mol zat dalam fase cair menjadi 1 mol zat dalam fase gas pada titik didih nya.
Contohnya dapat dilihat dari reaksi pemanasan air pada system terbuka berikut ini:
H2O(l) --> H2O(g) ΔH = + 44 kJ
Selanjutnya, karena penguapan dapat dipandang sebagai proses yang hanya terdiri atas satu tahap, maka kalor penguapan dapat dipandang sebagai energy pengaktifan reaksi penguapan. Berdasarkan perumpamaan ini, kalor penguapan dapat diukur dengan cara yang lazim digunakan untuk energy pengaktifan. Pengukuran energy pengaktifan dilakukan dengan mengukur laju reaksi pada berbagai suhu dan dengan menggunakan persamaan Arrhenius berikut:
Log k = log A (E/2,303 RT)

Keterangan :
K = tetapan laju reaksi pada suhu konstan T
A = suatu tetapan
E = energy pengaktifan
R = tetapan gas ideal
T = suhu mutlak
Dengan demikian, kalor penguapan dapat diperoleh dengan mengukur laju penguapan pada berbagai suhu dan dengan mengartikan E sebagai kalor penguapan.(Nasruddin MN, 2013).
Kalor didefinisikan sebagai energy panas yang dimiliki suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suatu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang di kandung sangat besar, begitu juga sabaliknnya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda (zat) bergantung pada tiga factor yaitu massa zat, jenis zat (kalor jenis) perubahan suhu. Proses untuk mencapai keadaan transisi kompleks membutuhkan energi yang disuplai dari luar sistem. Energi inilah yang disebut dengan energy aktivasi. Pada reaksi endoterm ataupun eksoterm, keduanya memiliki energy aktivasi yang positif, karena keadaan transisi kompleks memiliki tingkat energi yang lebih tinggi dari reaktan (Vogel, 1994)
PENGERTIAN ENERGI AKTIVASI
Energi aktivasi adalah energi minimum yang harus dipenuhi agar reaksi dapat berjalan. Istilah aktivasi (Ea) pertama kali diperkenalkan oleh Svante Arhenius dan dinyatakan dalam satuan kilojoule/ mol. Terkadang suatu reaksi kimia membutuhkan energy aktivasi yang teramat sangat besar, maka dari itu dibutuhkan suatu katalis agar reaksi dapat berlangsung dengan pasokan energy yang lebih rendah.
Hukum laju adalah persamaan yang menyatakan laju reaksi sebagai fungsi dari konsentrasi semua spesies yang ada, termasuk produk.Dalam metode laju awal, yang sering kali digunakan bersama-sama dengan metode isolasi, laju di ukur pada awal reaksi untuk beberapa reaktan dengan konsentrasi awal yang berbeda-beda.

Hukum laju awal untuk reaksi yang terisolasi adalah (Atkins, 1996):
V0 = k[A]0
Log V = Log k + log [A]0
Energi aktivasi adalah energi minimum yang harus dipenuhi agar reaksi dapat berjalan. Istilah energy aktifasi (Ea) pertama kali diperkenalkan olehSvante Arrhenius dan dinyatakan dalam satuan kilo jule per mol. Terkadang suatu reaksi kimia membutuhkan energy aktivasi yang teramat sangatbesar, maka dari itu dibutuhkan suatu katalis agar reaksi dapat berlangsung dengan pasokan energi yang lebih rendah(Casttelan, 1982).
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUAPAN:
Ø  MEMANASKAN MEMPERLUAS PERMUKAAN ZAT CAIR
Peristiwa lepasnya molekul zat cair tidak dapat berlangsung secara serentak akan tetapi bergiliran dimulai dari permukaan zatcair yang punya kesempatan terbesar untuk melakukan penguapan.  Dengan demikian untuk mempercepat penguapan kita juga bias melakukannya dengan memperluas permukaan zat cair tersebut. Contohnya air the panas dalam gelas akan lebih cepat dingin jika dituangkan kedalam cawan atau piring.
Ø  MENIUPKAN UDARA DI ATAS PERMUKAAN ZAT CAIR
Pada saat pakaian basah dijemur, proses pengeringan tidak sepenuhnya dilakukan oleh panas sinar matahari, akant etapi juga dibantu oleh adanya angin yang meniup pakaian sehingga angin tersebu tmembawa molekul-molekul air keluar dari pakaian dan pakaian menjadi cepat kering.
Ø  MENGURANGI TEKANAN
Pengurangan tekanan udara pada permukaan zat cair berarti jarak antar partikel udara di atas zat cair tersebut menjadi lebih renggang. Dengan memperkecil tekanan udara pada permukaan zat, berakibat jarak antar molekul udara menjadi besar. Hal ini mengakibatkan molekul-molekul pada permukaan zat cair akan berpindah ke udara di atasnya sehingga mempercepat proses penguapan. Akibatnya molekul air lebih mudah terlepas dari kelompoknya dan mengisi ruang kosong antara partikel-partikel udara tersebut. Hal yang sering terjadi di sekitar kita adalah jika kita memasak air di dataran tinggi akan lebih cepat mendidih dari pada ketika kita memasak di dataran rendah.
Ø  KASUS KHUSUS
Jika bensin kita teteskan pada kulit? Ternyata bensin akan menguap dan kulit kita terasa dingin. Pada peristiwa ini kalor yang diperlukan untuk menguap diambil dari kulit tangan, sehingga suhu turun dan kulit tangan kita terasa dingin. Proses penguapan yang mengambil kalor di sekitarnya,  seperti bensin tadi digunakan dalam prinsip kerja lemari es dan pendingin ruangan (Air Conditioner).
Zat cair yang digunakan pada lemari es adalah freon, yaitu zatcair yang mudah menguap, cairan Freon dipompa menuju ruangan lemari es melalui pipa. Setelah itu, cairan Freon diuapkan dalam ruang pembeku pada tekanan rendah.  Untuk menguapkan diperlukan kalor dan kalornya diambil dari ruangan lemari es, sehingga ruangan bagian dalam lemari es menjadi dingin atau suhunya turun. (http://www.artikelbagus.com/2011/08/kalor-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-penguapan.html)







BAB III METODEOLOGI  PERCOBAAN

3.1 ALAT
Ø  Hot plate
Ø  Beaker glass
Ø  Thermometer
Ø  Kacaarloji
Ø  Pipettetes
Ø  Stopwatch

3.2 BAHAN
Ø  Etanol
Ø  Aquadest

3.3 PROSEDUR PERCOBAAN
Ø  Dipanaskan air didalam beaker glass denganmenggunakan hot plate sampaimencapaisuhu 500C
Ø  Ditutup dengan cawan penguap atau kaca arloji
Ø  Dihidupkan stopwatch
Ø  Dimatikan stopwatch saat etanol habis menguap
Ø  Dilakukan percobaan yang sama untuk variasi suhu 55 0C, 60 0C, 65 0C, dan 70 0C.













BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Percobaan
N0
Sampel ( tetes )
Suhu ( C )
Waktuuntukhabismenguap (Sekon )
1
1
50
105 Sekon
2
1
55
98 Sekon
3
1
60
80 Sekon
4
1
65
76  Sekon
5
1
70
60 Sekon

4.2 ReaksiPercobaan: -

4.3 Perhitungan
1.Etanol
x=  ,T = Suhu ( K)
x=
x=
x=
x=
x=






y=  , t = waktu (s)
y=
y=
y=
y=
y=



TabelMetodebiasa
X
Y
0,0030
0,009
0,0030
0,01
0,0030
0,012
0,0029
0,013
0,0029
0,016





TabelMetode Least Square
X
y
XY
X2
0,0030
0,009
0,000027
0,000009
0,0030
0,01
0,00003
0,000009
0,0030
0,012
0,000036
0,000009
0,0029
0,013
0,0000377
0,000841
0,0029
0,016
0,0000464
0,000841
=0,0148
=0,06
=0,0001771
2=0,001709


a.     Menentukannilai a dan b

          a   =

               =

               =

                =

                = -0,003003


         b    =       

               =

               =

                =

                = 0,0009248









b.MenghitungpersamaangarisRegresi
y = ax + b
dimana
x=

Y = ax + b
    = -0,003003 ( 0,0030 ) + 0,0009248
    = 0,0009158

Y = ax + b
    = -0,003003 ( 0,0030 ) + 0,0009248
    = 0,0009158

Y = ax + b
    = -0,003003 ( 0,0030 ) + 0,0009248
    = 0,0009158

Y = ax + b
    = -0,003003 ( 0,0029 ) + 0,0009248
    = 0,0009161

Y = ax + b
    = -0,003003 ( 0,0029) + 0,0009248
    = 0,0009161

TabelMetode Least Square
X
Y
0,0030
0,0009158
0,0030
0,0009158
0,0030
0,0009158
0,0029
0,0009161
0,0029
0,0009161





GRAFIK HASIL PERCOBAANTABEL METODE BIASA DAN TABEL METODE LEAST SQUARE

4.4  Diskusi
Kesimpulan dari hasil diskusi yang diperoleh
Semakin tinggi suhu yang digunakan maka semakin cepat laju reaksi yang kita peroleh.






















BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari tujuan praktikum,hasil dan pembahasa ndapat di simpulkan:
1.      kalor penguapan sebagai energi pengaktifan penguapan adalah salah satu proses perubahan fisik.penguapan juga di pandang sebagai reaksi dimana berperan sebagai zat cair adalah pereaksi sedangkan hasil reaksi adalah uap yang bersangkutan.kalor penguapan dan perubahan energi penguapan adalah kalor reaksi dan perubahan entalpi yang dibutuhkan atau dilepaskan pada penguapan 1 mol zat dalam fase cair menjadi 1 mol zat dalam fase gas pada titik didihnya.
2.      pengaruhnya suhu dalam proses penguapan bergantung pada massa benda(m) dan jenis benda/ kalor jenis benda (c) dan perubahan suhu (Δt) oleh karena itu hubungan banyaknya kalor massa zat,kalor jenis zat dan perubahan suhu zat.
3.      kalor dapat mengubah suhu benda  bahwa semua benda dapat melepas dan menerima kalor,benda yang bersuhu lebih tinggi dari lingkungannya akan cenderung melepaskan kalor demikian sebaliknya benda yang bersuhu rendah dari lingkungannya akan cenderung menerima kalor untuk menstabilkan kondisi dengan lingkungan di sekitarnya.suhu zat akan berubah ketika zat tersebut melepas atau menerima kalor.

5.2  Saran
1.      Diharapkan kepada praktikan agar lebih hati-hati dalam penguapan supaya tidak mengenai wajah atau tangan praktikan.
2.      Diharapkan kepada praktikan supaya lebih teliti dalam menentukan waktu penguapan etanolnya.
3.      Diharapkan kepada praktikan supaya lebih teliti dalam menghitung hasil dari percobaan supaya mendapatkan hasil yang benar sesuai praktek.




DAFTAR PUSTAKA

NasruddinM.N  , 2013 , FISIKA DASAR , edisi 2 , USUpress , Medan , hal : 133
Castellan Gw.1982.Physichal Chemistry.ThirdEdition.NewYork:General
            Graphic Services hal: 206
Vogel. 1994. Kimia KuantitatifAnorganik ,PenerbitBukuKedokteran,
            Jakarta (EGC) hal : 97
http://www.artikelbagus.com/2011/08/kalor-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
penguapan.html

















No comments:

Post a Comment