BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
1.
Untuk mengetahui
faktor-faktor yang memengaruhi adsorbs
2.
Untuk mengetahui
konsentrasi CH3COOH 0,01 N ; CH3COOH 0,02 N ; CH3COOH 0,03 N ; CH3COOH 0,004 N
; CH3COOH 0,05 N setelah diadsorbsi
dengan arang aktif
3.
Untuk mengetahui
volume NaOH yang digunakan untuk menitrasi CH3COOH 0,01 N ; CH3COOH 0,02 N ;
CH3COOH 0,03 N ; CH3COOH 0,004 N ; CH3COOH 0,05 N
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ISOTERM FREUNDLICH
Ada dua persamaan yang sering dipakai untuk
menjelaskan proses adsorpsi pada permukaan zat padat. Yang pertama adalah
persamaaan Langmuir yang dikenal sebagai “Isoterm Adsorbsi Langmuir”. Persamaan
ini berlaku untuk adsorbs lapisan tunggal (Monolayer) pada permukaan zat yang
homogeny. Persamaan Langmuir dapat diturunkan secara teoritis dengan menganggap
terjadinya suatu keseimbangan antara molekul yang diadsorbsi dan molekul yang
masih bebas. Isoterm tersebut dapat dituliskan sebagai berikut[[1]]:
c = Konsentrasi molekul zat terlarut yang bebas (
yaitu terdapat dalam larutan )
x = Jumlah mol zat terlarut yang teradsorbsi oleh m
gram adsorben
a = tetapan
(x/m)maks = Kapasitas monolayer
Isoterm Freundlich adalah persamaan empiris ( yaitu
tidak dapat diturunkan secara teoritis ). Isoterm tersebut adalah sebagai
berikut[1] :
x/m = kc3/m
n = Tetapan empiris
k = Tetapan
2.2 PERSAMAAN GIBBS
Adsorbsi adalah peningkatan konsentrasi suatu zat
padat pada permukaan antara dua fasa dibandingkan dengan konsentrasi zat
tersebut dalam medium pendispersinya[1].
Untuk zat yang larut dalam cairan, persamaan Gibbs,
dapat digunakan untuk menghitung berapa banyak zat yang diadsorbsi pada
permukaan. Persamaan Gibbs adalah sebagai berikut[1]:
r = Surface excess (yakni perbedaan konsentrasi
molekul dalam larutan dengan konsentrasu molekul pada permukaan larutan)
a = Aktivitas ( kalau larutan itu encer a=c , dimana c adalah konsentrasi dalam
satuan mol/liter)
R = Tetapan gas 8,314 x 107 dyne cm K-1
mol-1
y = Tegangan permukaan
dy/dc = Turunan y terhadap konsentrasi
Kalau amil alcohol sebagai zat terlarut dilarutkan
dalam air, surface excess zat terlarut tersebut pada permukaan antara cairan
dan udara data dihitung[1].
Nilai I- tetap. Nilai T maksimum
dapat dihitung dari kurva. Selanjutnya dapat ditentukan luas dari satu molekul
zat terlarut pada permukaan[1][2].
2.3 ADSORPSI
Telah
diketahui, bahwa beberapa jenis arang dapat menyerap sejumlah tertentu gas atau
menyerap za-zat warna dari larutan. Peristiwa penyerapan suatu zat pada
permukaan zat lain semacam ini, disebut adsorpsi. Zat yang diserap disebut fase
terserap sedang zat yang menyerap disebut adsorbens, kecuali zat padat
adsorbens, dapat pula berupa zat cair. Karena itu adsorpsi dapat terjadi
antara: zat
padat dan zat cair, zat padat dan
gas, zat cair dan zat cair, atu gas dan zat cair[2].
Peristiwa
adsorpsi ini disebabkan oleh gaya tarik molekul-molekul di permukaan adsorbens.
Adsorpsi berbeda dengan absorpsi, karena pada absorpsi zat yang diserap masuk
kedalam absorbens, misalnya absorpsi air oleh sponge atau uap air oleh Ca Cl2
anhidrous[2].
a.
Adsorpsi gas oleh zat padat
Adsorbens
padat yang baik, ialah yang porositasnya tinggi, seperti Pt halus, arang, dan silika gel. Permukaan zat ini sangat
luas, hingga adsorpsi terjadi pada banyak tempat. Namun demikian, adsorpsi
dapat terjadi pada permukaan yang halus seperti gelas atau platina[3].
Adsorpsi
gas oleh zat padat ditandai oleh kenyataan-kenyataan sebagai berikut[3]:
(a)
Adsorpsi bersifat
selektif, artinya suatu adsorbens dapat menyerap banyak sekali suatu gas,
tetapi tidak menyerap gas-gas tertentu.
(b)
Adsorpsi terjadi sangat
cepat, hanya kecepatan adsorpsi makin berkurang dengan makin banyaknya gas yang
di serap.
(c)
Jumalah yang diserap
tergantung temperatur, makin jauh jarak antara temperatur
pe[3]nyerapan
dari temperatur kritis, makin sedikit jumlah gas yang diserap.
(d)
Adsorpsi tergantung
dari luas permukaan adsorbens adsorbens, makin porous absorbens makin besar
daya adsorpsinya.
(e)
Adsorpsi tergantung
jenis adsorbens dan pembuatan adsorbens. Arang yang terbuat dari suatu bahan
yang dibuat dengan berbagai cara, mempunya daya serap berbeda pula.
(f)
Jumlah gas yang
diadsorpsi persatuan berat adsorbens, tergantung tekanan persial gas,makin
besar tekanan makin banyak gas diserap.
(g)
Namun demikia, bila
penyerapan telah jenuh, tekanan tidak berpengaruh.
(h)
Adsorpsi merupakan
proses reversibel. Bila tidak terjadi reaksi kimia.
Gas
|
Volume
(ml) pada
0oC
76 cm Hg.
|
Klor
Amoniak
Hidrogen sulfida
Karbon dioksida
Karbon dioksida
Oksigen
Nitrogen
Hidrogen
|
236
181
99
48
9,3
8,2
8,0
4,7
|
Tabel 12.1 diberikan daya seap gas pada
tekanan 1 atm oleh 1 gram arang 15oC[3].
2.3.1. Adsorpsi zat terlarut terhadap zat padat
Arang merupakan
adsorbens yang paling banyak dipakai untuk menyerap zat-zat dalam larutan. Zat
ini banyak dipakai di pabrik untuk menghilangkan zat warna dalam larutan[3].[4]
Penyerapan zat
dari larutan, mirip dengan penyerapan gas oleh zat padat. Penyerapan bersifat
selektif, yang diserap hanya zat terlarut atau pelarut. Bila dalam larutan
hanya ada dua zat atau lebih, zat yang satu akan diserap lebih kuat dari yang
lain. Zat-zat yang dapat menurunkan tegangan muka antara, lebih kuat diserap.
Makin kompleks zat yang terlarut, makin kuat diserap oleh adsorbens. Makin
tinggi temperatur, makin kecil daya serap, namun demikian pengaruh temperatur
tidak sebesar seperti pada adsorpsi gas[3].
Jumlah zat yang
diserap setiap berat adsorbens, tergantung konsentrasi dari zat terlarut. Namun
demikian, bila adsorbens sudah jenuh, konsentrasi tidak lagi berpengaruh.
Persamaan Freundiich dan langmulir juga berlaku untuk larutan[3].
2.3.2
Jenis
adsorpsi.
Adsorpsi ada dua
jenis, yaitu adsorpsi fisika dan adsorpsi kimia. Pada adsorpsi fisika, adsorpsi
disebabkan oleh gaya vab der Waals yang ada pada permukaan adsorbens. Panas
adsorpsi fisika biasanya rendah dan lapisan yang terjadi pada permukaan
adsorbens biasanya lebih dari satu molekul[3].
Pada adsorpsi
kimia, terjadi reaksi pada zat yang diserap dan adsorbens. Lapisan molekul pada
permukaan adsorbens hanya satu lapis panas adsorpsinya tinggi[3].
Dalam hal-hal
tertentu, gas diserap dalam keadaan utuh pada permukaan adsorbens. Dalam
keadaan lain, seperti hidrogen pada permukaan Pt hitam, molekulnya terpecah
menjadi atom-atom. Akibat dari hal ini ialah hidrogen menjadi aktif sekali,
karena itu Pt selalu dipakai sebagai katalisator untuk reaksi-reaksi dengan
hidrogen[3].
2.3.3.
PENGGUNAAN ADSORPSI
Adsorpsi gas
oleh zat padat, digunakan pada gas masker. Alat ini berisi arang halus, yang
berfungsi menyerap gas-gas yang tidak diinginkan, misalnya gas racun. Arang
halus yang juga dipakai untuk membuat vakum, dengan temperatur yang rendah,
dapat dibuat vakum sampai 10-4 mm[3].
Grafit banyak
dipakai sebagai pelumas, karena molekul nya di pipih, hingga mudah bergeser
satu terhadap yang lain. Namun ternyata, bahwa pada temperatu yang tinggi,
sifat pelumas grafit sangat berkurang dan kembali lagi bila temperatur
direndahkan. Sekarang didapatkan, bahwa sifat pelumas disebabkan karenagrafit
menyerap gas dari udara. Adanya gas ini memperlemah gaya van der waals yang ada
antara atom-atom karbon dalam grafit, hingga grafit mudah bergeser. Bila
temperatur tinggi, gas yang diserap dilepaskan, gaya-gaya van der waals bekerja
lagi dan molekulnya sukar bergeser[3][5].
Dalam analisis kimia, kadang-kadang
diperoleh kesukaran,karena adanya daya serap dari berbagai endapan terhadap
ion-ion dalam larutan. Endapan BaSO4 mudah menarik ion-ion Cu2+,
Cd2+ dan ion logam lainnya.
Demikian juga anion seperti ion NO3-, hingga Ba (NO3)2
tidak dapat dipakai sebagai pengendap SO42-. Kontaminasi
dari ion-ion ini sukar dihilangkan[3].
Zat-zat berwarna
yang terdapat dalam gula, cuka dan minyak goreng dihilangkan dengan arang.
Proses dekolorisasiini banyak dipakai di dalam pabrik-pabrik[3].
Adsorpsi cairan
gas sangat penting pada pembentukan dan stabilisasi busa. Busa adalah
gelembung-gelembung gas yang diliputi oleh cairan. Busa dari CO2 dengan
air dapat di stabilkan dengan saponin atau ekstrak kayu manis, dan ini penting
untuk pembuatan isi dari alat pemadam api[3].
Analisis
kromatografi, berdasarkan adsorpsi selektif oleh adsorbens. Bila beberapa zat
dapat larut dalam suatu pelarut, komponen-komponen dalam larutan dapat
dipisahkan dengan menuangkan larutan ini melalui adsorbens tertentu, seperti
alumina, magnesium oksida, serbuk gula, arang dan sebagainya. Adsorbens yang
dipakai diletakan dalam kolom dari gelas dan larutan yang akan dipisahkan
dituangkan dari atas. Zat yang mudah diserap, akan terdapat di bagian atas
kolom dan yang sukar diserap terdapat dibagian bawah[3].
Dengan pelarut
yang cocok, bagian–bagian zat yang diserap adsorbens dapat dilarutkan kembali,
hingga masing-masing zat dapat dipisahkan.
Saat ini
analisis khromatografi mempunyai arti sangat penting dalam kimia organik.
Bermacam-macam adsorbens dan alat telah dibuat, untuk keperluan analisis
khromatografi tersebut[3][6].
BAB III
METODOLOGI
PERCOBAAN
3.1 Alat
-
Erlenmeyer
-
Beaker
glass
- Buret
- Gelas ukur
- Pipet volume
- Pipet tetes
- Bola karet
- Statif dan klem
- Corong kaca
- Spatula
- Kertas saring
- Plastik dan karet
- Botol aquadest
3.2 Bahan
- CH3COOH 0,01 N
- CH3COOH 0,02 N
- CH3COOH 0,03 N
- CH3COOH 0,04 N
- CH3COOH 0,05 N
- Aquadest
- NaOH 0,02 N
- Indikator Fenolftalein
- Arang aktif
3.3 Prosedur Percobaan
- Diukur 10 ml CH3COOH
0,01N kemudian dimasukkan kedalam erlemeyer
- Ditambahkan 0,1 g arang
aktif lalu ditutup dengan plastik dan diikat dengan karet
- Dikocok selama 5 menit
lalu disaring
- Dipipet sebanyak 5 ml
filtrat kemudian ditambahkan 3 tetes indikator pp
- Dititrasi dengan NaOH
0,02 N sampai larutan berubah warna dari bening menjadi merah orens
- Dilakukan hal yang sama untuk CH3COOH
0,02 N ; CH3COOH 0,03 N ; CH3COOH 0,04 N ; CH3COOH 0,05 N dengan waktu
pengocokan 10 menit, 15 menit, 20 menit, dan 25 menit
- Dicatat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Data Percobaan
No
|
Volume
CH3COOH ( ml )
|
Normalitas
CH3COOH ( N )
|
Arang
aktif
( g )
|
Indikator
PP
( tetes )
|
Waktu
( menit )
|
Volume
NaOH 0,02 N
|
1
|
10 ml
|
0,01 N
|
0,1 g
|
3 tetes
|
5 menit
|
0,1 ml
|
2
|
10 ml
|
0,02 N
|
0,1 g
|
3 tetes
|
10 menit
|
0,3 ml
|
3
|
10 ml
|
0,03 N
|
0,1 g
|
3 tetes
|
15 menit
|
0,5 ml
|
4
|
10 ml
|
0,04 N
|
0,1 g
|
3 tetes
|
20 menit
|
0,6 ml
|
5
|
10 ml
|
0,05 N
|
0,1 g
|
3 tetes
|
15 menit
|
0,8 ml
|
4.2
Reaksi Percobaan
·
CH3COOH + NaOH →
CH3COONa + H2O
·
CH3COOH
+ Indikator PP →
4.3
Perhitungan
1.
Penentuan Konsentrasi CH3COOH
·
Dik : V1 = 10 ml
V2 = 0,1 ml
N2 = 0,02 N
Dit : N1 ….?
Jawab :
V1.N1
= V2. N2
10
ml. N1 = 0,1 ml. 0,02 N
10ml.
N1 = 0,0126 ml.N
N1
=0,002 ml.N/10 ml
N1
= 0,0002 N
·
Dik : V1 = 10 ml
V2 = 0,3 ml
N2 = 0,02 N
Dit : N1…..?
Jawab :
V1.N1
= V2. N2
10
ml. N1 = 0,3 ml. 0,02 N
N1
= 0,006 ml.N/10 ml
N1
= 0,0006 N
·
Dik : V1 = 10 ml
V2 = 0,5 ml
N2 = 0,02 N
Dit : N1…..?
Jawab :
V1.N1
= V2. N2
10
ml. N1 = 0,5 ml. 0,02 N
N1
= 0,01 ml.N/10 ml
N1
= 0,001 N
·
Dik : V1 = 10 ml
V2 = 0,6 ml
N2 = 0,02 N
Dit : N1…..?
Jawab :
V1.N1
= V2. N2
10
ml. N1 = 0,6 ml. 0,02 N
N1
= 0,012 ml.N/10 ml
N1
= 0,0012 N
·
Dik : V1 = 10 ml
V2 = 0,8 ml
N2 = 0,02 N
Dit : N1…..?
Jawab :
V1.N1
= V2. N2
10
ml. N1 = 0,8 ml. 0,02 N
N1
= 0,016 ml.N/10 ml
N1
= 0,0016 N
2.
Penentuan nilai
log kosesntrasi CH3COOH
·
Dik : N = 0,0002
N
Dit : X…..?
Jawab :
X = - log N
X = - log 0,0002 N
X = 3,7
·
Dik : N = 0,0006
N
Dit : X…..?
Jawab :
X = - log N
X = - log 0,0006 N
X = 3,22
·
Dik : N = 0,001
N
Dit : X…..?
Jawab :
X = - log N
X = - log 0,001N
X = 3
·
Dik : N = 0,0012
N
Dit : X…..?
Jawab :
X = - log N
X = - log 0,0012 N
X = 2,92
·
Dik : N = 0,0016
N
Dit : X…..?
Jawab :
X = - log N
X = - log 0,0016 N
X = 2,8
3.
Penentuan nilai
y
·
Dik : x = 3,7
t = 5 menit
m = 0,1 g
Dit : y….?
Jawab :
y = Log
·
Dik : x = 3,22
t = 10 menit
m = 0,1 g
Dit : y….?
Jawab :
y = Log
·
Dik : x = 3
t = 15 menit
m = 0,1 g
Dit : y….?
Jawab :
y = Log
·
Dik : x = 2,92
t = 20 menit
m = 0,1 g
Dit : y….?
Jawab :
y = Log
·
Dik : x = 2,8
t = 25 menit
m = 0,1 g
Dit : y….?
Jawab :
y = Log
Tabel
Model Biasa
x
|
y
|
3,7
|
2,27
|
3,22
|
2,51
|
3
|
2,65
|
2,92
|
2,77
|
2,8
|
2,85
|
Tabel
Model Least Square
X
|
Y
|
Xy
|
X2
|
3,7
|
2,27
|
8,399
|
13,69
|
3,22
|
2,51
|
8,0822
|
10,3684
|
3
|
2,65
|
7,95
|
9
|
2,92
|
2,77
|
8,0884
|
8,5264
|
2,8
|
2,85
|
7,84
|
7,84
|
∑x = 2,9
|
∑y =
2,576
|
∑Xy =
7,4704
|
∑X2
= 8,41
|
4.4
Diskusi
4.4.1Masalah
yang dihadapi pratikkan
·
Kesalahan dalam
pembacaan skala pada buret titrasi
·
Kesalahan dalam
pengocokkan campuran larutan dan adsorben
·
Kesalahan yang
dilakukan pratikkan dan sebagainya.
4.4.2
Pertanyaan
1.
Jelaskan tahap – tahap pembuatan arang aktif?
Jawaban
:
a. Metode Tradisional
Metode pembuatan arang aktif tradisional dapat dibuat
dengan menggunakan drum. Bahan yang akan dibakar dimasukkan kedalam drum yang
terbuat dari plat besi. Kemudian dinyalakan sehingga bahan baku tersebut
terbakar. Pada saat pembakaran, drum tersebut ditutup rapat dan hanya ventilasi
yang dibiarkan teruka sebagai jalan keluarnya asap. Ketika asap yang keluar
berwarna kebiru- biruan, ventilasi ditutup dan dibiarkan selama kurang lebih 8
jam atau satu malam. Dengan hati-hati tutup drum dibuka dan dicek apakah masih
ada bara yang menyala. Jika masih ada bara yang menyala, drum ditutup kembali.
Perlu diperhatikan tidak dibenarkan mematikan bara
yang sedang menyala dengan menggunakan air karena dapat menurunkan kualitas
arang tersebut.
b. Metode yang
telah diperbaharui
Metode pembuatan arang aktif yang telah diperbaharui
dapat dilakukan dengan dua tahap yaitu :
·
Tahap
Pengarangan ( Karbonisasi )
Pada tahap ini,
bahan baku mengalami dekomposisi dan menghasilkan arang yang memiliki keaktifan
atau daya serap yang rendah dan luas ermukaan hanya beberapa mm2/gr karbon,
sedangkan unsur-unsur non karbon, hydrogen, oksigen, sebagian dilepaskan dalam
bentuk gas melepaskannya.
·
Tahap
pengaktifan ( Aktivasi )
Proses aktifasi
merupakan hal yang penting diperhatikan disamping bahan baku yang digunakan.
Yang dimaksud dengan aktifasi adalah suatu perlakuan terhadapa arang yang
bertujuan untuk memperbesar pori, yaitu dengan cara memecahkan ikatan
hidrokarbon atau mengoksidasi molekul – moleku ermukaan sehingga mengalami
perubahan sifat, baik sifat kimia maupun sifat fisika yaitu luas permukaannya
bertambah besar dan berpengaruhterhadap daya adsorbsi.
2. Tuliskan zat – zat aktifator yang digunakan dalam
proses aktifasi?
Jawaban :
·
Aktifasi Kimia
Aktifator yang
digunakan bahan bahan kimia hidroksida logam alkali, garam-garam karbonat,
klorida, sulfat, fosfat dari logam alkali tanah khususnya ZnCl2, asam-asam
anorganik sepeti H2SO4 dan H3PO4.
·
Aktifasi Fisika
Aktifasi ini merupakan
proses pemutusan rantai karbon dari senyawa organic dengan bantuan panas, uap,
CO2. Bahan baku terlebih dahulu dibuat menjadi arang, kemudian arang tersebut
digerus lalu diayak dan selanjutnya diaktifasi. Pada aktifasi ini biasanya
arang dipanaskan dalam furnace dengan temperature ( 600 – 900) o C.
3.Jelaskan fungsi dari arang aktif?
Jawaban :
·
Industri obat
dan makanan untuk menyaring dan menghilangkan baud an rasa pada obat dan
makanan.
·
Industri gula untuk penghilangan zat-zat warna
dan menyerap proses penyaringan menjadi lebih sempurna.
·
Industri minuman
keras dan ringan untuk menghilangkan baud an warna pada minuman.
·
Pembersih air
untuk penghilagan bau, warna dan resin
·
Katalisator
untuk reaksi katalisator vinil chloride dan vinil acetate
·
Budidaya udang
untuk pemurnian, penghilangan ammonia dan logam berat.
·
Kimia
perminyakan untuk penyulingan bahan mentah
·
Pemurnian gas
untuk menghilangkan sulfur, gas beracun dan bau asap
·
Pelarut yang
digunakan kembali untuk penarikan kembali berbagai pelarut.
·
Pengolahan pupuk
untuk pemurnian dan penghilangan bau
BAB
V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
1. Faktor – faktor yang mempengaruhi adsorbs
·
Kecepatan
Pengadukan, kecepatan pengadukan berpengaruh pada kecepatan proses adsorbsi dan
kualitas bahan yang dihasilkan. Jika pengadukan terlalu lambat maka proses akan
berjalan proses adsorbs akan berjalan lambat juga. Tetapi jika pengadukan
terlalu cepat aka akan muncul kemungkinan struktur adsorbat mengalami
kerusakan.
·
Luas Permukaan,
Semakin luas permukaan adsorben maka semakin banyak zat yang teradsorbsi.
·
Jenis dan
Karakteristik Adsorban, jenis adsorben yang digunakan umumnya adalah karbon
aktif. Ukuran partikel dan luas permukaan karbon aktif akan luas permukaan
karbon aktif akan menentukan tingkat dan kemampuan adsorbsi. Ukuran partikel
karbon mempengaruhi tingkat adsorbs yaitu tingkat adsorbs naik jika ukuran
partikel kecil. Leh karena itu adsorbsi menggunakan PAC ( Powdered Acivated
Carbon ) lebih cepat dibandingkan menggunakan karbon GAC ( Granular Acivated
Carbon ). Kapasitas total adsorbs karbon tergantung pada luas permukaannya.
Ukuran partikel karbon tidak mempengaruhi luas permukannya. Oleh sebab itu GAC
atau PAC dengan berat yang sama memiliki kapasitas adsorbs yang sama.
·
Jenis dan
Karakteristik Adsorbat, jenis adsorbat dengan rantai yang bercabang biasanya
lebih mudah diadsorbsi dibandingkan rantai yang lurus. Kemampuan adsorbs
adsorbat biasanya akan meningkat jika memiliki polarisabilitas dan berat
molekul yang tinggi.
·
Kelarutan
Adsorbat, senyawa yang terlarut memiliki gaya tarik-menarik yang kuat terhadap
pelarutnya sehingga lebih sulit diadsorbsi dibandingkan senyawa tidak larut.
·
Struktur molekul
adsorbat dan konsentrasinya, hidrofil dan amino dapat mengurangi kemampuan
adsrbsi, sedangkan nitrogen meningkatkan kemampua tersebut. Semakin besar
konsentrasi adsorbat dalam larutan maka semakin banyak jumlah substansi yang
terkumpul pada permukaan adsorben
·
pH, tingkat
keasaman adsorbat berpengaruh pada proses adsorbs. Asam organic lebih mudah
terabsorbsi pada pH rendah, sedangkan adsorbs basa organic efektif pada pH
tinggi.
·
Temperatur, naik
turunnya tingkat adsorbsi dipengaruhi oleh temperature. Pemanasan adsorben akan
menyebabkan pori-pori adsorben terbuka sehingga daya serapnya meningkat. Tetapi
pemanasan yangterlalu juga dapat membuat struktur adsorben rusak sehingga daya
serapnya menurun.
2. Konsentrasi CH3COOH 0,01 N ; CH3COOH 0,02 N ;
CH3COOH 0,03 N ; CH3COOH 0,004 N ; CH3COOH 0,05 N setelah diadsorbsi dengan arang aktif adalah
0,00126 N
3. Volume NaOH yang digunakan untuk menitrasi CH3COOH
0,01 N ; CH3COOH 0,02 N ; CH3COOH 0,03 N ; CH3COOH 0,004 N ; CH3COOH 0,05
N adalah 0,1 ml ; 0,3 ml ; 0,5 ml ; 0,6
ml ;0,8 ml
5.2.
SARAN
·
Sebaiknya
pratikkan mempelajari cara kerja dan landasan teori sebelum pratikum agar tidak
terjadi kesalahan selama pratikum.
·
Diharapkan agar
penggunaan alat yang terbatas dan alat yang tidak valid tidak membuat percobaan
kurang efisien
·
Sebaiknya
pratikkan berhati-hati dalam melakukan titrasi, karena satu tetes titrat sangat
berpengaruh terhadap hasil akhir titrasi, sehingga bias menjadikan data kurang
valid.
·
Sebaiknya dalam
pengenceran larutan yang dipakai adalah larutan induk yaitu larutan yang paling
pekat atau konsentrasinya tinggi.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Bird tony. Penuntun Praktikum Kimia Fisik untuk
Universitas. Penerbit PT Gramedia
Jakarta. Jakarta.
2. Sudjadi. 1987. Kimia Farmasi Analisis. Penerbit
Pustaka Pelajar. Jakarta.
3. Sukardjo. 1990. Kimia Anorganik. Penerbit Rineka
Cipta. Jakarta.
3Sukardjo. Kimia Anorganik ( Jakarta: Rineka Cipta,1990),
hlm. 290-295.